Jumat, 28 Oktober 2011

Lompat Tinggi (Gaya Straddle)


Lompat Tinggi Gaya Straddle


Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah mendapatkan lompatan yang setinggi mungkin.Ketinggian lompatan yang di capai oleh seorang pelompat terhantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing – masing atlit. Hingga saat ini,ada dua gaya yang di kenal dalam lompat tinggi,yakni gaya guling perut ( straddle ) dan gaya flop.Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan,sehingga sikap badan di atas mistar telungkup.

a.   Sarana dan Prasarana
1.  Awalan
a)  Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m
b)  Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
2.  Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja  asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3.  Bilah Lompat
Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
a)      Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b)  Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c)      Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4.   Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.

b. Macam – macam Gaya Lompat tinggi
1.   Gaya Gunting ( scissors/scott)
2.   Gaya Guling sisi ( western Roll )
3.   Gaya Guling Perut ( straddle )
4.   Gaya Memutar ( Flop )

c. Teknik Dasar lompat Tinggi Gaya Straddle
1.   Awalan
Awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung dengan langka sekitar 3,5,7,9 langkah. Tujuan dari awalan ini adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan melalui irama awalan
b) Mempersiapkan diri untuk memperoleh sudut lepas landas.
c) Menciptakan arah gerak horizontal diubah ke dalam kecepatan vertical.
2.   Tolakan
Tolakan menggunakan salah satu kaki yang terkuat,apabila tolakannya menggunakan kaki kanan maka awalan dilakukan di sebelah sisi kiri mistar. Tujuan dari melakukan tolakan adalah sebagai berikut :
a)      Mengembangkan kecepatan menolak pada sudut lintasan berat badan yang optimal.
b)      Memperoleh saat – saat untuk memutar yang di perlukan pada tahap melewati mistar
c)      Mengubah arah gerak horizontal menjadi arah vertical.
3.   Sikap Badan di atas Mistar
Sebaiknya sikap badan pada saat di atas mistar telentang dengan kedua kaki tergantung lemas.Usahakan dagu agak ditarik ke dekap dada,serta punggung berada di atas mistar yang merupakan busur yang melenting. Tujuannya adalah sebagai berikut
a)      Membawa bagian tubuh melewati mistar dengan nyaman
b)      Membawa titik berat badan sedikit mungkin dengan mistar tanpa menyentuh atau menjatuhkan
c)      Menciptakan agar pendaratan dengan baik dan selamat
4.  Mendarat
Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa,sedangkan cara yang baik dalam melakukan pendaratan adalah sebagai berikut
a)    Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan punggung terlebih dahulu
b)  Jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu adalah kaki.Ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan ,bertumpu pada pundak bahu kanan.

d. Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi
1) Tolakan menggunakan satu kaki
2) Pelompat boleh melompat sesuai dengan ketinggian yang ia kehendaki
3) Urutan pelompat diatur dengan cara diundi.
4) Juri mistar mengumumkan tinggi mistar yang akan dilewati pertama kali.
5) Peserta tidak boleh menggunakan tempat tolakan atau awalan untuk melakukan latihan

e. Sah dan tidaknya hasil lompatan
1) Menumpu dengan dua kaki.
2) Menjatuhkan bilah lompat
3) Dipanggil lebih dari 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir.
4) Menyentuh tanah atau daerah pendaratan tanpa melalui mistar lompat.
5) Meninggalkan atau memberi tanda pada daerah lompat.

Sumber : http://atletik-lompattinggi.blogspot.com/2011/06/lompat-tinggi-gaya-straddle.html

Permainan Softball


Softball



1. Pengertian Permainan Softball
Permainan softball adalah permainan yang mirip dengan permainan kasti. permainan ini merupakan permainan beregu yang satu regunya terdiri dari 9 orang pemain. permainan ini pertama kali di temukan oleh George Hancock pada tahun 1887 di kota Chicago, Amerika Serikat.

2. Teknik Dasar Permainan Softball
berikut beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang permainan softball :
- Cara memegang bola
- Cara menangkap dan melempar bola
- Teknik melempar bola
- Teknik menangkap bola
- Teknik pemain pitcher(pelambung bola)
- Teknik pemain catcher (pemain jaga)
- Teknil memukul bola
- Teknik sliding

3. Formasi Pemain Softball
- First basemen
berikut merupakan tugas dari penjaga base satu :
- Memotong pemain pada home late
- Membuat mati lawan pada base I
- Menjaga dan menangkap bola yang di pukul atau dilempar ke arah base I
- Melempar bola pada base II untuk membuat pemain lawan mati pada base II

- Second basemen
berikut merupakan tugas dari penjaga base II :
- Membuat mati terpaksa pada pemain yang ada di base II
- Menjaga pukulan pada daerahnya
- Meneruskan lemparan dari outfield maupun infield
- Men-tik lawan yang lari dari base I
- Melempar bola ke arah base II atau base I untuk membuat mati pada regu pemukul

- Shortstop
berikut merupakan tugas dari posisi antara base II dan base III :
- memotong maupun meneruskan bola dari outfield
- menjaga bola hasil pukulan yang berada di daerahnya
- membantu menjaga belakang base II jika second base menjaga base II
- melempar bola ke arah base I dan base II

- Third basemen
berikut merupakan tugas dari penjaga base III :
- meneruskan atau memotong lemparan bola dari outfield
- melempar bola ke base I untuk membuat mati terpaksa
- menguasai pukulan bunt ke arah base III
- menjaga base III

- Pitcher
pitcher atau pelambung memiliki tugas sebagai berikut :
- membantu base
- membantu pemain di belakang home plate

- Catcher
Catcher adalah penjaga di belakang regu pemukul hasil lemparan dari Pitcher. tugas daricatcher adalah sebagai berikut :
- menjaga pukulan bunt
- menjaga home plate
- melempar bola ke base I, base II, base III, serta menjaga belakang base I

4. Taktik dan Strategi Permainan Softballl
Suatu usaha atau siasat dari suatu regu yang diterapkan dalam pertandingan dengan tujuan untuk memperoleh kemenangan disebut taktik. Dua macam taktik yang dikenal dalam permainan softball, yaitu taktik menyerang dan taktik pertahanan.

a. Taktik Penyerangan
Taktik ini biasa digunakan pada saat regu menjadi regu pemukul. Taktik ini disusun sedemikian rupa sehingga tim pemukul dapat melakukan pukulan dengan baik dan kembali ke home base dengan sempurna. berikut merupakan taktik menyerang yang digunakan dalam permainan softball.
- Pukulan tanpa ayun (sacrifice bunt).
- Pukul dan lari ( hit and run)
- Mencuri base
- Pukulan melayang (sacrifice fly)

b. Pola pertahanan (defensive strategy
Strategi pertahanan pada dasarnya adalah siasat atau usaha dari regu penjaga lapangan untuk bertahan mematahkan atau menangkis serangan lawan dengan jalan mematikan pelari atau pemukul dengan jalan sebagai berikut :
- Men-tik base
- Men-tik lawan
- Melempar bola pada pitcher (strike)
- Tangkap bola

c. Posisi penjagaan
pada dasarnya posisi penjagaan ada tiga macam, yaitu deep positionclose position, danmedium position, adapun strategi pertahanan, antara lain :
- Mematikan dengan pasti.
- Mematikan lebih dari satu kali.
- Mati terpaksa.
- Menguasai pelari.

5. Perwasitan dan Peraturan Permainan Softball
Umpire adalah pemimpin dalan pertandingan softball. Umpire diberi wewenang mutlak untuk menerapkan peraturan pertandingan maupun permainan. selain itu, Umpire juga memiliki kewenangan untuk memerintahkan pemain, pelatih, kapten, manager untuk menjalankan atau melarang serta menjatuhkan hukuman yang menurut penilaiannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Tanggung jawab Umpire
kewajiban dan kewenangannya luas disegala segi. Ia akan mengambil posisi dalam setiap bagian lapangan yang menurutnya paling tepat untuk melaksanakan tugasnya.
- Pergantian Umpire
selama pertandingan masih berlangsung Umpire tidak dapat diganti, walaupun kedua tim menyetujuinya, kecuali apabila ia sakit dan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
- Keputusan Umpire
Umpire tidak dapat diprotes walaupun dalam pelaksanaan tugasnya ia melakukan kesalahan. sepanjang tidak bertentangan dengan salah satu peraturan, setiap keputusan Umpire tidak dapat diganggu gugat.
- Lama permainan
lama pertandingan dalam softball ditentukan dengan inning. satu inning adalah satu kali menjadi regu penjaga dan satu kali menjadi regu pemukul. dalam permainan resmi, lama permainan adalah 7 inning
- Jumah pemain
setiap regu dalam permainan softball berjumlah 9 orang dengan pemain cadangan 5-7 orang
- Pertukaran tempat
terjadi perubahan tempat apabila regu penjaga dapat mematikan regu pemukul sebanyak 3 kali
- Nilai
Nilai yang diperoleh apabila pemukul berhasil kembali ke ruang bebas, atas pukulan sendiri atau pukulan teman.

Sumber : http://www.squidoo.com/sport-softball
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsf5L2MFA_V-jl616EXatYJjiFWPloj8cZt_nMwDV-I4vNu6ogouC6ZkFG9AAjnpSiBmnv0Huqtp2A9ilzmfmIWsh5IBJzrHHiafPI6TMCj5BymUJu64yCn_XEWXdreaV1EATLmdLVdYYf/s1600/softball.jpg


Penanganan Kram Dalam Renang


Penanganan Kram


Dalam olah raga renang, sering kita mengalami kejang otot atau yang sering kita sebut kram (cramp). Oleh sebab itu pengetahuan tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang, karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya.
Apakah itu kram ?
Kram adalah kejang (spasm) otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain :
  • Otot yang kelelahan
  • Penggunaan otot yang berlebihan
  • Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui keringat
  • Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot)
  • Terganggunya oksigenisasi jaringan otot
  • Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot
Pada perenang kram sering terjadi di :
  • Otot tungkai bawah bagian belakang (otot betis)
  • Otot punggung kaki –> biasanya terjadi karena gerakan yang tidak sempurna saat renang menggunakan fin (sepatu katak)
  • Otot tungkai atas (paha) bagian depan maupun belakang.
Penanganan
Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar.
Peregangan otot yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya. Lakukan sampai nyeri hilang.
Contoh posisi penanganan :
  • Otot betis : luruskan lutut , tekan telapak kaki ke arah punggung kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis
  • Otot punggung kaki : tekan punggung kaki dan jari kaki ke arah telapak kaki (sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan pada otot punggung kaki
  • Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan lakukan pemijatan
  • Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan
Pencegahan
  • Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai olah raga
  • Tidur cukup
  • Cukup minum sebelum, saat dan setelah olah raga, jika perlu yang mengandung elektrolit (mis. oralit)
.
.
Sumber Pustaka
  1. Marsden A.K, Moffat C, Scot R. First Aid Manual 6th edition. London : Dorling Kindersley
  2. Kerwin A.   First Aid Handbook . Parragon, 2004
  3. Mayo clinic. Muscle Cramp. Retrieved from http://www.mayoclinic.com/health/muscle-cramp/DS00311
  4. Gornel D. Muscle Cramp of sceletal muscle. Retrieved from http://www.medicinenet.com/muscle_cramps/article.htm   http://belajarrenang.com/category/artikel/artikel-renang/

Peraturan sepak bola

Peraturan pertandingan
Lapangan permainan

Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.

Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.  Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.

Pelanggaran



Wasit sedang memberikan kartu kuning.
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.

Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola

PERKEMBANGAN FISIK ANAK KECIL

Pertumbuhan Fisik
Yang disebut anak kecil adalah anak yang berusia antara 2 sampai 6 tahun. Ada yang berpendapat bahwa masa anak kecil sudah mulai sejak sesudah usia 1 tahun. Pendapat ini juga beralasan, dan alasannya juga bisa diterima. Yang jelasa bahwa individu di sebut sebagai anak kecil sesudah ia mampu berjalan sendiri; sedangkan pada umur berapa anak mulai bisa berjalan sendiri berada pada umur yang berbeda-beda. Ada yang mulai bisa berjalan sendiri umur 1 tahun dan ada yang baru bisa pada umur 2 tahun atau lebih. Umur 2 tahun di pakai sebagai batasan dimulainya masa anak kecil berdasarkan perhitungan bahwa pada umur 2 tahun pada umumnya anak sudah mulai bisa berjalan. Di samping pertimbangan alas an tersebut, ada alasan lain yang menjadi pertimbangan yaitu bahwa mulai umur 2 tahun ada kecenderungan sifat pertumbuhan yang cukup jelas membedakan dengan sifat pertumbuhan pada masa sebelumnya. Pada masa bayi yaitu sampai umur 2 tahun pertumban relatif cepat, dan sesudahnya kecepatan pertumbuhan relatif menurun. Sampai umur 1 tahun pertumbuhan fisik bisa mencapai kurang lebih 20%; pada tahun ke-2 kurang lebih 12%; pada tahun ke-3 kurang lebih 9%; pada tahun ke-4 kurang lebih 7%; pada tahun ke-5 kurang lebih 6,5%; dan tahun ke-6 kurang lebih 5,5%.
Pada masa anak kecil pertumbuhan tinggi dan berat badan relatif menurun kecepatannya disbanding masa sebelumnya. Tinggi dan berat badan sama-sama meningkat, tetapi presentase peningkatannya berbeda. Presentase peningkatan tinggi badan bisa mencapai 2 kali lipat. Karena itu anak kecil pada umumnya cenderung tampak ramping atau tampak kurus. Di dalam membentuk peningkatan tinggi badan, persentase pertumbuhan panjang kaki lebih besar dibanding pertumbuhan togok.
Apabila antara anak laki-laki dengan anak. perempuan dibandingkan, ada beberapa hal yang bisa diidentifikasi, yaitu:
ü  Anak laki-laki pada umumnya cenderung sedikit lebih tinggi dan lebih besar dibanding anak perempuan.
ü  Proporsi rata-rata pertumbuhannya seimbang atau kecepatan pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan sama.
ü  Perbandingan lebar bahu dan lebar panggul belum ada perbedaan antara laki-laki dan Perempuan.
Pertumbuhan tulang, otot, dan jaringan lemak tubuh di dalam membentuk peningkatan pertumbuhan fisik ada kecenderungan berbeda dibanding pada masa bayi atau pada masa dewasa. Beberapa kecenderungan yang bisa diidentifikasi adalah:
ü  Peningkatan berat badan sampai awal tahun ke5 lebih banyak dihasilkan dari pertumbuhan tulang dibanding yang dihasilkan dari pertumbuhan jaringan otot dan' lemak. Hal ini te4adi karena cepatnya proses pertumbuhan tulang pada masa ini.
ü  Sampai pada awal tahun ke-5 peningkatan jaringan otot hanya kecil; tetapi sesudahnya terjadi peningkatan yang lebih cepat. Peningkatan jaringan otot yang lebih cepat mulai tahun kelima menghasilkan peningkatan potensi yang lebih besar untuk melakukan berbagai macam aktivitas fisik. Peningkatan berat badan pada umur antara 5 dan 6 tahun lebih banyak dihasilkan dari peningkatan jaringan otot. Dari peningkatan berat badan secara keseluruhan, 75 persen dihasilkan dari peningkatan jaringan otot.

Pengukuran pertumbuhan Fisik
Cabang ilmu yang mengkaji tentang pertumbuhan dan pengukuran manusia disebut "anthropometry". Pengukuran  anthropometrik meliputi tinggi badan, berat badan, besamya penampang, kelebaran dan panjang bagian-bagian tubuh. Pertumbuhan fisik dapat diketahui melalui pengukuran dalam hal-hal tersebut yang dilakukan secara berkala sejak bayi lahir. Dengan mengetahui peningkatan ukuran dari waktu ke waktu maka dapat diketahui pertumbuhannya. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak-anak seusia pada. Umumnya. Apabila anak yang bersangkutan memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil maka berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya. Berikut akan diuraikan pengukuran fisik yang penting dan bisa dilakukan untuk memantau pertumbuhan fisik yang meliputi pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, pengukuran besar penampang bagian tubuh, dan pengukuran lebar dan panjang bagian tubuh.


1.      Pengukuran Tinggi Badan
Salah satu pengukuran pertumbuhan yang sangat berguna dan umum dilakukan adalah pengukuran tinggi badan. Sampai umur 3 tahun pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi tidur, sesudah usia 3 tahun pengukuran bisa dilakukan dalam posisi berdiri tegak dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan yang disebut stadiometer. Individu yang diukur berdiri tegak dengan kedua kaki rapat, bahu kendor, kedua lengan di samping badan, dan membelakangi skala pengukur pada stadiometer. Alat pengukur skala digeser sampai pada titik tertinggi dari kepala. Maka di situ bisa dibaca berapa tinggi badan individu yang diukur. Gambar mengenai cara pengukuran tersebut bisa dilihat pada gambar berikut.

Cara pengukuran tinggi badan dengan posisi berdiri

2.      Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan biasa dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi badan. Pengukuran menggunakan timbangan berat badan. Individu yang diukur harus hanya menggunakan pakaian seminim mungkin agar hasil penimbangannya akurat. Individu yang diukur berdiri tegak pada timbangan; jarum penunjuk pada skala akan bergerak ke arah kanan. Sesudah jarum penunjuk berhenti beberapa saat, maka dapat dibaca angka pada skala yang menunjukkan berat badan.

3.      Pengukuran Besar Penampang Bagian Tubuh
Ada beberapa bagian tubuh yang biasa diukur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran pita yang terbuat dari baja. Bagian tubuh dilakukan dengan mengukur lingkarannya.
Pengukuran lingkaran kepala cukup penting untuk memantau pertumbuhan bayi dan anak-anak, terutama dalam kaitannya dengan pemantauan perkembangan mental. Pada anak yang temyata memiliki lingkaran kepala yang kecil, bisa menjadi petunjuk ukan perlunya pemeriksaan medis yang lebih teliti terhadap anak yang bersangkutan, karena ada kemungkinan terjadinya hambatan perkembangan mental.
Gambaran mengenai cara pengukuran lingkaran kepala dapat dilihat seperti Gambar berikut.


Cara Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkaran bagian-bagian tubuh yang lain adalah pada lengan, dada, pinggang, paha, dan betis.

4.      Pengukuran Lebar Dan Panjang Bagian Tubuh
Pengukuran lebar bagian-bagian tubuh berguna untuk memantau pertumbuhan terutama dalam hal bentuk tubuh. Yang paling umum dilakukan adalah pengukuran terhadap lebar bahu dan lebar panggul. Untuk mengukur lebar bahu dan lebar panggul bisa digunakan alat yang disebut caliper.
Hasil pengukuran lebar bahu apabila dibagi dengan hasil pengukuran lebar panggul, akan didapat angka rasio yang bisa untuk memantau proporsi pertumbuhan kedua bagian tubuh tersebut. Seperti misalnya bisa dilihat proporsi pertumbuhan yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan setelah memasuki masa adolesensi. Pengukuran panjang bagian bagian tubuh biasa dilakukan terhadap panjang lengan, panjang kaki, dan panjang togok. Hasil pengukuran panjang lengan, kaki, dan togok bisa digunakan untuk memantau pertumbuhan, dan bila dilakukan pada usia dewasa bisa digunakan untuk menditeksi irama pencapaian kematangan fisik pada usia pertumbuhan.

Perkembangan Kemampuan Fisik
Perkernbangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasi dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut:
1)      Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa vang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2)      Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%.
3)      Pertumbuhan kaki dan tangan yang secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya bermacam-macam keterampilan gerak dasar.
4)      Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya didalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keluasan rentangan gerak dalam melakukan gerakan keterampilan.
5)      Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsep-konsep dasar objek, ruang, gaya, waktu, dan sebab-akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya. Misalnya karena bisa menyepak maka ia bisa menyepak objek yang ada didekatnya. Kalau yang disepak adalah benda bulat yang dikemudian akan dikenal sebagai bola, maka anak menjadi mengenali konsep tentang bola yang bisa disepak. Konsep ruang dikenali oleh anak mulai ia bisa menjelajahi ruang; di suatu ruang anak merasa bisa bergerak kemana saja, dan bila dihadapannya ada tembok maka ia tidak akan menabraknya. Dengan gerakan mendaki atau menurun anak mengenal adanya ruang atas dan bawah; dan bila berada di atas ia merasa takut untuk turun. Ini menandakan bahwa dari gerakannya ia mengenali konsep ruang. Konsep gaya mulai dikenali saat anak menggunakan tenaganya untuk melakukan gerakan tertentu. Misalnya melalui gerakan melempar bola anak mengenali bahwa gaya dorong terhadap bola bisa dihasilkan dari ayunan tangan. Konsep waktu juga bisa dikenali melalui aktivitas fisik. Misalnya pada saat anak mulai belajar berjalan sendiri, ia mulai mengenali waktu lama atau sebentar. Bila anak dengan tertatih-tatih berusaha berjalan sendiri kearah ibunya, karena tidak cepat sampai ia ingin segera sampai dengan mempercepat langkahnya. Konsep sebab akibat bisa dikenali oleh anak-anak misalnya melalui pengalamannya bahwa benda yang sedang dipegang dilepaskan kemudian benda itu jatuh, maka anak akan tahu bahwa benda yang dilepaskan akan berakibat jatuh.

Pengenalan anak kecil terhadap konsep-konsep tersebut tentu masih pada taraf yang sangat sederhana dan belum bisa menjelaskannya. Pengenalannya akan semakin kompleks dengan makin banyaknya pengalaman mereka. Pengenalan konsep-konsep tersebut sangat berguna untuk perkembangan koordinasi dan kontrol tubuh.
Bagi anak kecil aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di dalamnya bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan fungsi organ-organ tubuh, dan perkembangan kemampuan gerak, melainkan juga bermanfaat untuk perkembangan
intelektualnya. Sebelum mampu membaca, menulis, dan berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan buah pikirannya melalui aktivitas fisik.

Sumber : 
Sugianto. 2oo3. Perkembangan Dan Belajar Motorik. Pusat penerbitan : Universitas Terbuka               http://3.bp.blogspot.com/_brwFt_thKk/Tc5kVjSfb2I/AAAAAAAABfA/gjtWvyz2CXk/s1600/mengukur-kepala-bayi.jpg
http://blogs.unpad.ac.id/kknmgiriawas2011/files/2011/07/Pengukuran-Tingga-Badan.jpg